Kekayaan itu teletak pada hati.
Orang / pribadi yang pandai bersyukur itu kaya. ITU PASTI.
Dia yang menentukan sendiri nilai kekayaan itu, sedikit banyak dari kaca mata orang akan menjadi banyak di kaca mata dia sendiri, dan ujug-ujugnya perasaan positif yang dia rasakan.
Nisa ambil contoh :
ada 3 orang mantan pengusaha, yang pernah mengalami kebangkrutan
- Yang satu sibuk dan pusing untuk menjual rumah agar hutang-hutang dibank terlunasi. Raut muka cemas.
- Yang satu belajar nerimo dengan tetep sabar dan bersyukur, jadi supir taksi.
- Yang satu tetap bekerja seperti biasa. Masih menenangkan hati.
Luar biasa, bapak supir taksi ini tetap bisa memiliki bisnisnya, apa yang membedakan??
Attitude! Sikap mempengaruhi rasa, rasa mempengaruhi pikiran, pikiran mempengaruhi tindakan/sikap, sikap mempengaruhi hasil.
Kok mbulet ya?
Nggak, itu intinya adalah rasa. Barang siapa yang berhasil merubah rasa / kenyataan dihatinya, dia yang dapat merubah kenyataan hidupnya. Bukankah Allah dah bilang, Allah sesuai prasangaka hambaNYA. :)
Lalu bagaimana dengan SIKAP?
Apa bisa sikap mempengaruhi rasa? BISA!
Kadang2 berpura2 itu perlu, karena sesungguhnya alam bawah sadar kita tidak mengenal kata berpura-pura, apa yang dirasa itulah yang ditarik.
Maka dari itu apapun yang terjadi, ambillah sikap terbaik. Jika belum bisa, diamlah. Biarkan hati menemukan rasa yang enak untuk ditemukannya jawaban.
Back to the Taxi Driver! Dalam perjalanan menuju rumahku, dia menceritakan jatuh bangunnya bisnisnya, padahal dia seorang sarjana matematika lulusan perguruan tinggi yang cukup terkenal di Surabaya. Dalam kisahnya terlihat sekali beliau masih banyak bersyukur atas apapun yang terjadi, apapun yang di terima. dan Whoola! siapa sangka, sekalipun dia seorang supir taksi, dia punya bisnis yang omzetnya hampi 6-7 juta per bulan.
Subhanallah..
Makasih ya pak untuk menguatkanku saat aku merasa harus berpindah kerjaan! *banting stir jadi pengusaha*
No comments:
Post a Comment