Sunday, July 18, 2010

Pesan dari mantan Adjudan Bung Karno


Sabtu pagi di Jakarta, Nisa beli pangsit mie. Jakarta.. Alhamdulillah.. Nisa jadi teringat masa-masa di Surabaya, terima kasih atas masa awal perjuangan itu. Nisa teringat kembali niatku di Jakarta untuk apa, kemudian ingat pula janji-janji Allah, bahwa yang bertaqwa pasti di beri rezeki termasuk jodoh yang baik. Aku minta ampun pada Allah, aku beristighfhar, sambil melangkahkan kakiku ke pangsit mie. Aku pesen pangsit dan baksonya juga. Duduk disebelah pinggir bangku panjang, hatiku terus saja berdzikir.

Saat itu ada seorang bapak melihatku, dia menyapaku,

"Mbak sudah pesan makanannya? "
"Sudah pak (sambil tersenyum)"
"Mbak tinggal dimana?"
"No. 52 Pak"
"Kerja dimana mbak?"

Singkat cerita, kami jadi diskusi panjang lebar *Nisa sambil makan*, jika ingat beliau, Nisa sedikit merinding. Beliau, dahulu ialah adjudan Bung Karno. Lha, Bung Karno saja sudah wafat, ini Adjudannya masih hidup. Beliau ora
ng yang "Kaya Raya", hidupnya selalu cukup, bisa membangun masjid, punya banyak tanah, suka menolong dan berderma. Kami diskusi tentang banyak hal, termasuk karakterku, hingga urusan jodoh. Kebetulan lagi, namanya sama dengan nama bapakku, Pak Suyono.

Yang paling Nisa ingat, beliau berpesan,
selama masih pendidikan, jangan lepaskan doamu. InsyaAllah lulus dengan nilai dan ilmu terbaik. Amiin.

Dan dia menanyakan sholatku dan puasaku. Beliau berpesan: "Jodoh itu urusan sangat penting. Pilih dengan benar, sehingga hanya kebahagiaan yang kamu peroleh dengan suami dan keluargamu hingga akhir hayat kalian kelak.
Jaga sholatmu, tambah dengan puasa. Siapa tahu kamu dapat seorang pengusaha yang sholeh dan setia, yang cocok denganmu. Amiin".

Beliau bertanya lagi, "tanggal lahirmu berapa?"
Kemudian Nisa bertannya kembali, "Bagaimana kita seseorang itu jodoh kita? apa perlu saya cocokkan tanggal lahir kami? *dengan sedikit bercanda, kulontarkan pertanyaan itu*.

Beliau jawab: "Tidak usah terlalu begitu, sebagai hamba Allah, kita hanya boleh meminta kepada Allah. Minta jangan sedikit, Minta yang Banyak, Karena Allah Maha Kaya dan Maha Pemberi. Tetaplah berpegang teguh pada Al-Qur'an dan Hadits"

Jadi teringat dengan apa yang disampaikan oleh Ustad Yusuf Mansyur, "yang bertemu denganmu
terkadang, bukanlah dia yang sebenarnya, tapi dia menjadi perantara petunjuk ataupun rezeki bagimu".

Nisa kembalikan saja pada niatku, mudah-mudahan diberkati dan dimudahkan proses dan hasilnya. InsyaAllah, Amiiin.. :)




Pagi ini, aku menelepon Eyang *eyangnya Lita* di Jogja, minta doa restu,

"Eyang, nisa mau nikah, mohon doa restu"
"O ya, Alhamdulillah. Kapan?"
"Belum tau yang"
"Lho ko ga tau, lha terus sama siapa?"
"Alhamdulillah ada saja yang mengajak Nisa nikah, mm,, bagaimana kita tau salah satu dari itu adalah kebenaran?"
"Lha, nisa yakinkan istiharah.. Satu-satu saja Sa. Selesaikan pendidikan kerjamu dulu, terus nikah, tapi sambil jalan, terus berdoa, bersyukur saja ketemu pria siapapun, seperti apapun jenis sifat pria itu, kamu jadi tau, udah sekarang fokus satu-satu, tetep berdoa ya nduk,, InsyaAllah, kamu ketemu yang cocok, dan TERBAIK, untuk dunia dan akhiratmu. Wis ta lah, yakin aja nduk. Kamu sukses dunia akhirat ya,, amiin."

Amiin,, terima kasih atas semua doa,


"Dan tiadalah dosa atasmu pada apa yang kamu bersalah padanya, tetapi apa yang disengaja oleh hatimu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang". (Qs. Al-Ahzab 5)

NB: Untuk suamiku tercinta kelak, aku harap kau membaca isi blogku, karena kau akan tau wanita seperti apa yang kau nikahi ini, sehingga kita berdua dapat menerima kelebihan dan kekurangan masing-masing, dan membuat hidup kita lebih bahagia dan bermanfaat saat bersama kelak. Semoga Barokah. Amiin. I knew I love you before i met you. ^^
Alhamdulillahirabbilalamiin
Yang selalu berlalu bersyukur,
Anisa Karismaulia

No comments: