Thursday, December 3, 2009

Pasar Senen: Buku Bekas Terharga dan Anak Tangga Tinggi Jembatan Penyebrangan

Toko Buku Bekas Pasar Senen


Subhanallah. Sungguh menggugah hati apa yang Nisa alami kemarin di Pasar Senen. Pasar Senen yang biasa Nisa lewat untuk transit P11 ternyata memiliki sisi lain yang indah. Toko buku bekas yang mempesona, sekilas memang terlihat biasa, seperti buku bekas dijual di tiap toko buku bekas di kota manapun. Tapi kali ini Nisa belajar sesuatu yang berbeda, setiap buku bekas yang ada di masing-masing toko tersebut DISAMPUL. Disampul plastik, rapi, SANGAT RAPI. Satu buku memiliki satu sampul plastik sendiri (buku dimasukkan ke dalam plastik seperti akan dikirim pos melalui TIKI) dan bila ada calon pembeli yang menginginkan untuk melihat isi buku, dengan senang hati (sambil tersenyum lebar) sang penjual membuka plastik buku tersebut. Ini mengejutkan bagi Nisa bila mengingat buku-buku bekas yang dijual di Jl. Semarang / Pasar Blauran Surabaya, hehehe. Betapa besar penghargaan sang penjual (terlepas tujuan mencari uang) terhadap buku bekas tersebut. Nisa memperoleh peta Jakarta dan Bandung, NEW VERSION (lengkap dengan peta route bus way). seharga @Rp.10.000. Ok kan?? ^.^ .

SUDAHKAH KITA MENYAYANGI BUKU-BUKU KITA?

Dari buku bekas, Nisa bergerak ke jembatan penyebrangan Pasar Senen. Sehabis makan siang di restoran Jepang dan shalat dhuhur di dalam Plaza Atrium bersama Teh Rose tercinta, kamipun pulang mewujudkan rencana bahagia menggunakan P11. Hahaha.. Nisa mulai akrab dengan bis ini. Jalan kaki dari mall menuju jembatan penyebrangan, Teh Rose menghentikan langkahnya untuk membeli payung pink yang sangat girly seharga Rp. 25.000 (pengen gw poto tuh payung : Jakarta mode on :P). Nisa ikut terhenti sambil menyandarkan tangan ke pinggir jembatan. Capek (tapi bahagia, habis makan enak sih. Alhamdulillah ^.^).

Beda dengan jembatan-jembatan penyebrangan sebelumnya, anak tangga jembatan penyebrangan Pasar Senen tinggi sekali. Saat berdiri di pinggir atas jembatan Nisa melihat wajah seorang ibu, yang menaiki jembatan dari arah atrium tempat Nisa naik tadi, entah mengapa hati ini berbisik "duhai ibu itu,, mengapa wajahnya tak bersinar, sama sekali apa tidak pernah sholat??).

Setelah payung pink yang ditawar Teh Rose berhasil masuk dalam tas Nisa, kami bergegas menuju jalan turunnya jembatan. Eh bertemu lagi dengan ibu tadi, Nisa lihat beliau memberi uang Rp. 1.000 pada seorang pengemis di bawah jembatan. Astagfirullah.. Ya Allah.. Mohon Maaf ya Nisa telah berburuk sangka sebelumnya terhadap ibu tersebut. Biarkan hati ini luas seperti samudra namun tidak tinggi seperti Anak Tangga Jembatan Penyebrangan Pasar Senen. Ini pelajaran berharga lagi, don't judge the books from its cover.


Alhamdulillah ^_____^

No comments: